Nama
: FIMARDANI
Kelas
: 3KB05
NPM.
: 22112953
n JENIS-JENIS PROPOSISI
1. Proposisi kategorik/proposisi
subjek-predikat ~> Proposisi yang terdiri atas subjek dan predikat. Dalam
proposisi kategorik, predikat mengafirmasi atau menegasi subjek .
Contoh:
- Jendral Soedirman adalah seorang pejuang
- Akhmad Albar bukan seorang mentri
2. Proposisi afirmatif/proposisi
positif ~> proposisi kategorik yang mengafirmasikan atau mengiakan adanya
hubungan antara subjek dan predikat, dalam hal ini diakui pula bahwa subjek
menjadi bagian dari predikat
Contoh :
- Aristoteles adalah ahli logika
- Semua manusia adalah makhluk yang
berakal budi
3. Proposisi negatif ~> proposisi
kategorik yang menegasi atau mengingkari adanya hubungan antara subjek dan
predikat.
Contoh :
- Sebagian politisi tidaklah licik
- Komputer bukanlah tempat duduk
4. Proposisi Universal ~>
proposisi kategorik yang menggunakan pembilang/quantifier yang bersifat
universal (semua, tiap-tiap, masing-masing, setiap, siapa pun juga, apa pun
juga)
Contoh :
- Beberapa mahasiswa adalah anak orang
kaya
- Sebagian mobil bergardan ganda
5. Proposisi atomik ~> proposisi
yang hanya terdiri atas satu peryataan dan mengacu kepada nama diri atau juka
menggunakan kata ganti, maka akan menggunakan penunjuk ini atau itu.
Contoh :
- Agus Sudrajat adalah mahasiswa Fisip
UNSIL.
- Orang ini adalah pencopet
6. Proposisi asertorik ~>
proposisi yang membenarkan bahwa subjek adalah sesuai dengan penjelasan yang
diberikan oleh predikat. Dengan kata lain, apa yang disebutkan oleh predikat
mengenai subjek memang benar adanya.
Contoh :
- Semua guru adalah pendidik
- Semua ular adalah binatang melata.
7. Proposisi apodiktik ~>
proposisi yang merupakan kemestian
kebenaran dari penjelasan yang diberikan oleh predikat terhadap subjek
berdasarkan pertimbangan akal budi semata.
Contoh :
- Lima adalah sepuluh dibagi dua
- Semua segitiga adalah bersisi tiga
8. Proposisi empirik ~> proposisi
yang didasarkan pada pengamatan dan pengalaman.
Contoh :
- Suhartono adalah karyawan yang paling
setia di kantor ini
- Petrus adalah teman saya yang telah
menderita penyakit ginjal selama sepuluh tahun
9. Proposisi majemuk ~> proposisi
yang mengandung lebih dari satu pernyataan yang terlihat pula lewat subjek atau
predikat yang berjumlah lebih dari satu.
Contoh :
- Agus adalah orang yang bijaksana dan
rajin (Agus adalah orang yang bijaksana, Agus adalah orang yang rajin)
10. Proposisi disjungtif ~>
proposisi majemuk yang menegaskan bahwa pada waktu yang bersamaan dua buah
proposisi tidak dapat kedua-duanya benar atau kedua-duanya salah. (selalu
menggunakan kata atau).
Contoh :
- Agus atau Erwin adalah pemimpin sejati
Hanya ada proposisi yang benar :
- Agus adalah pemimpin sejati, atau
- Erwin adalah pemimpin sejati.
10. Proposisi konjungtif ~>
proposisi majelmuk yang menegaskan bahwa dua predikat yang dihubungkan dengan
subjek yang sama pada waktu yang sama tidak mungkin kedua-duanya benar. Hanya
satu yang benar. (biasanya menggunakan kata “….sekaligus……. dan….”.
11. Proposisi kondisional ~>
proposisi majemuk yang bersyarat, yang ditunjukan oleh kata-kata “jika,
apabila…….maka”
12. Proposisi komparatif ~>
proposisi majemuk yang membandingkan dua subjek yang dihubungkan oleh suatu
predikat.
13. Proposisi problematik ~>
proposisi yang predikatnya hanyalah merupakan kemungkinan bagi subjek.
14. Proposional relasional ~>
proposisi yang mengafirmasi atau menegasi hubungan antara dua hal atau dua
subjek.
15. Proposisi eksponibel ~>
proposisi yang tampaknya tidak jelas apakah ia merupakan proposisi tunggal atau
proposisi majemuk, namun sebenarnya adalah proposisi majelmuk.
16. Proposisi ekseptif ~>
proposisi yang subjeknya dijelaskan dengan kata “selain daripada”, “selain”,
dan “kecuali”.
17. Proposisi eksklusif ~>
proposisi yang subjeknya dijelaskan dengan kata-kata ”semata-mata”, ”hanya”
atau ”Cuma”.
18. Proposisi tanpa pembilang ~>
proposisi yang subjeknya tidak dijelaskan oleh kata pembilang.
Sebelumnya kita perlu tahu apa itu
proposisi, Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya
terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu.
Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian
pengertian itulah yang disebut dengan proposisi.
n Bentuk Proposisi
Brntuk proposisi dibedakan menjadi 4
jenis yaitu :
1. Proposisi berdasarkan bentuk
–
Proposisi bentuk tunggal
Adalah proposisi yang terdiri atas
satu subyek dan satu predikat
contohnya :
aku menyanyi
S P
–
proposisi bentuk majemuk
Adalah suatu proposisi yang terbentuk
atas satu subjek dan lebih dari satu predikat.
Contohnya :
Dani belajar menyanyi dan belajar
bermain komputer
S P P
2. proposisi berdasarkan sifat
–
proposisi kategorial
Adalah antara hubungan subjek dan
predikat tidak memerlukan syarat khusus.
Contohnya :
Semua burung memiliki sayap
–
Proposisi kondisional
untuk proposisi kondisional dibagi
lagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Kondisional hipotesis
merupakan suatu proposisis yang
terjadi akibat adanya hubungan sebab akibat.
Contohnya :
Jika matahari terbenam langit akan
menjadi gelap
Kondisional disjungtive
merupakan proposisis yang mengandung
pilihan atau alternative untuk dipilih.
Contohnya :
Pak Sukarno dapat disebut presiden
pertama atau pejuang.
3. Proposisi berdasarkan kualitas
–
Proposisi kualitas positif/afirmatif
Dimana pada proposisi ini terdapat
persesuaian antara subjek dan predikat
Contohnya :
Semua profesor adalah orang pandai
–
Proposisi kualitas negative
proposisi dimana tidak terdapat
kesesuaian antara subjek dan predikat.
Contohnya :
Tidak satupun laki-laki yang
melahirkan
4. Proposisi berdasarkan kuantitas
–
Proposisi kuantitas universal
Merupakan proposisi yang biasanya
diawali dengan kata yang menunjukkan sesuatu itu umum, misalnya semua, seluruhnya.
Contohnya :
Semua hewan karnivora memakan daging
–
Proposisi kuantitas spesifik
Merupakan proposisi yang diawali
dengan kata yang menyatakan sebagian atau sedikit.
Contohnya :
Sebagian warga Jakarta 3KB05
bertempat tinggal di Jakarta
n PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Penalaran adalah suatu tahap
pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta
yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yang dapat diambil.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam
menalar yaitu deduktif dan induktif.
1. Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses
penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku
khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini
disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni
dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang
lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari
suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh :
Premis 1 : Setiap mamalia punya
sebuah jantung
Premis 2 : Semua kuda adalah mamalia
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah
jantung
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif
diantaranya :
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi
secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau
tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
2. Pengertian Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses
penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi.
Penalaran induktif terkait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan
antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji
secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara.
Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan
umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.
Contoh :
Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah
jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya
sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah
jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah
jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah
jantung
Macam-macam Penalaran Induktif
Ada 3 jenis penalaran induktif :
a. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang
berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi
mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,
generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Macam – macam generalisasi :
• Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini
memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja
yang belum diselidiki.
• Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan
sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diselidiki.
b. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal
yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni
kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan
cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Untuk memudahkan anda
mengidentifikasi maupun mengenali perbedaan antara penalaran induktif maupun
deduktif, anda dapat lihat dibawah ini :
Penalaran Deduktif
- Jika semua premis benar maka
kesimpulan pasti benar
- Semua informasi atau fakta pada
kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.
Penalaran Induktif
- Jika premis benar, kesimpulan
mungkin benar, tapi tak pasti benar.
- Kesimpulan memuat informasi yang
tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
SUMBER :
http://ssantoso.blogspot.com/2008/08/penalaran-induktif-dan-deduktif-materi.html